Chapter 3 (part 1)
Tamu dari jauh
Tukang daging Gao cuma punya satu anak dan Ma Zi
tidak punya orang tua, setelah
menikah Ma Zi menjadi otomatis menjadi
putra Gao dan lebih sering
membantunya. Secara perlahan
Ma Zi lebih sering tinggal dirumah Gao dan jarang berada di klinik.
Chuan Zi menertawakan kepintaran Gao, sudah dapat
uang dari pernikahan putrinya malah sekarang dapat seorang putra. Xiao Liu dan Lao Mu tak peduli - bagi Xiao Liu
memiliki satu Shi Qi sama nilainya dengan
sepuluh Ma Zi, dan bagi Lao Mu
dia sudah cukup bahagia melihat Ma Zi menjalani kehidupannya dengan damai.
Jadi ketika suatu hari Ma Zi dilarikan ke klinik
oleh Gao dan Chun Tao, Lao Mu hampir tak percaya dan Xiao Liu mengerutkan keningnya. Kalau Chuan Zi yang dipukuli, Xiao Liu tak akan heran. Chuan Zi terkadang bisa seperti bajingan dan kadang-kadang pantas untuk dipukul. Berbeda dengan Ma Zi, meskipun
memiliki postur tubuh yang tinggi
dan kuat namun Ma Zi merupakan
pria yang menggunakan akal sehat dan mau mengalah.
"Apa yang terjadi?" Lao Mu bertanya. Chun
Tao mengusap air matanya dan menjelaskan "Setelah memotong domba pagi ini,
aku sedang mengantarkan darah domba, secara tak
sengaja aku menyenggol
seorang wanita muda. Aku sudah minta maaf kepadanya dan menawarkan kompensasi
untuk mengganti kerugiannya namun pelayan dari wanita muda itu
berteriak bahwa aku tak akan mampu membayarnya. Ayah jadi gugup setelah
beberapa saat kalimat berubah menjadi pukulan. Ma Zi mencoba melindungi ayah dan berakhir dipukuli.
Kota Qing shui tidak punya sistem pemerintahan atau hukum dan hukum yang berlaku adalah bagaimana bertahan
hidup.
Chuan Zi sudah cukup mendengar dengan membawa tas
persediaan obat ia
pergi. Chuan Zi bertubuh kurus saat
kecil dan Ma Zi yang mengurusnya. Mereka bertengkar sepanjang hari namun
hubungan mereka sangat dekat melebihi saudara kandung. Xiao Liu berseru "Lao Mu" dan Lao Mu segera mengejar Chuan
Zi.
Luka Ma Zi tidak terlalu parah dan setelah selesai
diperban, baik Lao
Mu maupun Chuan Zi belum juga kembali, dia bicara kepada Chun
Tao "Kau rawatlah Ma Zi, aku akan
pergi melihat Lao Mu dan Chuan Zi."
Gao mengambil pisau dagingnya dan hendak ikut namun
Xiao Liu tertawa "Usahamu tidak boleh terganggu
jadi pergilah kembali bekerja. Lao Mu dan aku yang akan mengurusnya."
Shi Qi mengikuti Xiao Liu dan ketika mereka sampai
dipenginapan mereka melihat Lao Mu sedang berduel dengan seorang gadis berbaju
kuning. Chuan Zi tergeletak ditanah dan
ketika dia melihat Xiao Liu dia menggerutu “Abang Liu, bukan aku yang
memulainya. Sebelum aku bisa mendekat aku sudah dipukuli.”
Xiao Liu mengalihkan pandangannya dan melihat Lao Mu yang sedang berduel
dengan seorang gadis berpakaian kuning dan melihat dengan jelas bahwa Lao Mu
bukanlah tandingannya. Gadis itu seperti sedang bermain-main dengan seekor
monyet dan ada seorang gadis yang berada disebelahnya berdiri diatas tangga
batu. Gadis itu tertawa dan sesekali memerintahkan "Hai Tang,
aku mau lihat dia jatuh dengan bokongnya." Dan gadis berbaju kuning itu
benar benar membuat Lao Mu jatuh dengan bokongnya. Gadis muda itu terkikik dan
bertepuk tangan "Melompat, aku ingin dia melompat seperti katak."
Lao Mu tak bisa mengontrol tubuhnya dan dia dipaksa
melompat seperti katak seolah-olah seseorang
memaksanya melakukan itu. Gadis muda itu semakin terbahak-bahak dan orang orang yang menonton juga ikut tertawa.
Xiao Liu merangsek ke depan dan membungkukkan
badannya ke gadis muda itu sebelum menoleh ke Hai Tang "Dia sudah kalah,
apakah nona muda bisa berhenti?"
Hai Tang menoleh ke arah gadis muda namun si gadis
muda nampak tak perduli "Aku mau lihat dia jumpalitan." Lao Mu
kemudian berjumpalitan ditanah sementara si gadis muda tertawa dan penonton
juga tertawa.
Xiao Liu dengan tenang berbicara "Aturan di
kota Qing Shui adalah
berhenti saat tidak ada pertumpahan darah." Gadis muda itu menoleh ke arah
Xiao Liu "Hukum bagiku adalah siapapun yang menggangguku harus mati! Xuan Gege (1) bilang padaku untuk tak melukainya jadi aku tak
akan melukainya, tapi aku akan membuatnya melakukan beberapa trik."
1.
Gege adalah kakak laki-laki
Lao Mu tua dulunya adalah tentara
yang punya banyak sekali pengalaman bertempur
dan yang tampak saat ini adalah air mata yang tertahan dimatanya, sambil memandang
Xiao Liu dia berkata
"Bunuh aku!" Meskipun Lao Mu adalah tentara yang
melarikan diri dari pasukan Xuan
Yuan namun alasan dia
melarikan diri adalah karena
dia sudah muak
dengan perang yang tak berkesudahan dan dia bukan melarikan diri karena harga diri. Pada saat yang sama rasa ingin
membunuh Xiao Liu memuncak dan dia melangkah maju.
Sesaat Lao Mu berhenti jumpalitan dan Chuan Zi
segera menghampirinya dan membantunya berdiri. Gadis muda itu tak senang
"Hai Tang, apakah aku mengijinkanmu berhenti?" Hai Tang melemparkan
pandangan ke Shi Qi yang berdiri dikerumunan "Bukan aku yang melakukannya
nona!" Dia berjalan mundur dan perlahan menempatkan dirinya dihadapan si
gadis muda sambil terus menatap Shi Qi.
"Kalau bukan kau, lalu siapa? Kaum rendahan apa
yang berani-beraninya?"
Gadis muda itu ingin menyingkirkan Hai Tang dari
hadapannya namun Hai Tang dengan erat menahan si gadis dan berujar dengan nada
pelan "Orang itu punya kekuatan yang lebih besar dari aku. Mari kita
tunggu tuan Xuan kembali." Hai Tang menarik si gadis dan dengan cepat
berlalu masuk ke penginapan. Xiao Liu memandang kepergian mereka dan tersenyum dan bergumam pelan "Sampai jumpa
di klinik."
Lao Mu cukup punya nama di kalangan orang jalanan
dan penghinaan
yang dia alami hari ini membuat wajahnya suram, dia langsung masuk
kedalam rumah tanpa sepatah kata. Xiao Liu paham betul bahwa dia tak akan
mampu membujuk Lao Mu
jadi dia hanya berpesan
kepada Chuan Zi untuk terus mengawasi Lao Mu kalau kalau ia mencoba bunuh diri
karena menahan rasa malu.
Xiao Liu duduk didepan sebuah salon sementara Shi Qi
berdiri di salah satu sudut, tersembunyi dalam bayang-bayang.
Xiao Liu memainkan sebuah cangkir
anggur ditangannya
dan berujar "Lao Mu, Ma Zi dan
Chuan Zi, mereka semua berpikir aku adalah orang yang baik. Namun sebenarnya aku telah membunuh sejak aku masih sangat muda.... aku sudah lama tidak
membunuh seseorang namun hari ini aku ingin sekali membunuh mereka."
"Mereka itu dari kaum dewa." Shi Qi tiba tiba bicara.
"Memang kenapa?" Xiao Liu tidak gentar.
Shi Qi diam. Xiao Liu meliriknya "Apakah kau
akan membantuku?" Shi Qi mengangguk. Xiao Liu tersenyum dan perasaan ingin
membunuhnya langsung
lenyap. Xiao Liu minum sebotol anggur dan akhirnya orang yang mereka tunggu-tunggu muncul juga.
Gadis muda itu membuka cadarnya dan wajahnya cukup
cantik namun dengan sepasang mata yang sangat ekspresif menambah keelokannya
dari angka 5 ke angka 8. Pria yang berdiri disampingnya sangat tampan - matanya
sangat hangat dan pembawaannya berwibawa tenang seperti aliran sungai dan kokoh seperti gunung.
Pria itu membungkuk memberi hormat kepada Xiao Liu
"Aku Xuan dan ini sepupuku Ah Nian. Pelayan kami Hai Tang telah diracuni
oleh Tuan Muda jadi aku datang
secara pribadi untuk meminta penawarnya."
Xiao Liu memainkan botol anggurnya dan dengan
senyuman berkata "Tentu, kalau seseorang mau berlutut dan meminta maaf
kepada saudara tertuaku."
Ah Nian memelototi Xiao Liu "Kau mau pelayanku
meminta maaf ke abang tertuamu, apakah kau bosan hidup?"
Xiao Liu memandang Hai Tang yang tampaknya sangat
kesakitan sambil memegangi dinding dan perlahan roboh kelantai. Ah Nian merajuk
"Xuan Gege, kau lihat! Mereka datang mencari masalah. Aku tidak melukai
mereka dan hanya sedikit main-main namun mereka
ingin membunuh kami. Kalau saja aku tidak membawa ... mutiara anti racun ayahku
maka aku juga pasti akan terkena racun."
Hai Tang tersedak karena kesakitan dan Xuan
membelalak ke arah Xiao Liu "Tolong berikan kami penawarnya!"
Xiao Liu tertawa dingin "Apa? Mau ambil secara
paksa? Silahkan kalau begitu!"
Xuan mencoba mengambil tas obat dan Xiao Liu mundur.
Xiao Liu tau Shi Qi ada dibelakangnya dan bila Shi Qi bisa menghadang Xuan maka Xiao Liu bisa mengamati jenis kekuatan seperti apa yang dimiliki Xuan dan
racun apa yang sesuai untuk meracuni Xuan. Namun Shi Qi tidak maju dan ketika
Xiao Liu menoleh ke belakang Shi Qi
tidak ada.
Xiao Liu diserang oleh Xuan dan roboh. Xuan terkejut
melihat Xiao Liu ternyata sangat lemah sebab penampilannya sangat sangar dan
dengan cepat menarik kembali
kekuatannya. "Maaf, aku tidak tau kau ... " Dia mengangkat Xiao Liu
dan memeriksa lukanya dan lega karena dari awal Xuan tidak berniat untuk
mencederai jadi Xiao Liu hanya mengalami keterkejutan saja. Xiao Liu bersandar dibahu Xuan dan sekilas
senyuman tersungging dibibirnya dan dimatanya terlintas rasa kecewa. Terkadang kita
hanya bisa menertawakan dunia.
Xuan terdiam.
Ah
Nian mengambil botol penawar dan meminumkannya ke Hai Tang yang dengan patuh menelannya
"Ini penawarnya." Ah Nian mencemooh Xiao Liu "Kau selemah ini
dan kau berani melawan kami?"
Xiao Liu mendorong Xuan dan berjuang bangkit
"Persetan!"
Ah Nian hendak menyerang namun Xuan menghentikannya
"Karena racun sudah disembuhkan, sudah saatnya kita pergi."
Dia melihat ke arah Xiao Liu sekali lagi dan menyeret Ah Nian. Ah Nian menoleh
ke belakang dan dengan bibirnya melontarkan perkataan menghina
"Pecundang lemah!"
Xiao Liu berjalan dihalaman dan duduk diatas batu
pijakan dan Shi Qi berjalan dibelakangnya. Xiao Liu tersenyum memandang matahari
terbenam dan menarik nafas panjang.
Dia merasa kalah, mestinya dia
tidak perlu mengandalkan
orang lain.
Shi Qi berlutut disebelah Xiao Liu dan menyodorkan
wadah makanan ringan. Xiao Liu bertanya "Kau mengenal mereka?" Shi Qi
mengangguk. "Mereka adalah gadis muda dan tuan muda bangsawan dari suku
dewa?" Shi Qi terdiam sesaat sebelum mengangguk dengan berat. "Kau takut mereka akan
mengenalimu jadi kau bersembunyi? Atau kau berpikir aku tak seharusnya
berurusan dengan mereka sehingga kau bersembunyi agar mereka bisa mendapatkan
obat penawarnya?"
Shi Qi menundukkan kepalanya dan Xiao Liu melempar
keranjang snack dan sepiring leher dan ceker angsa berserakan di atas tanah.
Xiao Liu berjalan keluar dan ketika Shi Qi mencoba mengikuti "Jangan ikuti
aku!" dan suara keras
Xiao Liu membuatnya berhenti.
Xiao Liu berjalan ke tepi sungai dan memandang riak
airnya. Dia tidak marah kepada Shi Qi yang membiarkan Xuan mendapatkan obat penawar. Dia marah kepada diri sendiri karena
ia mengandalkan seseorang yang ketika dia menoleh kebelakang dan orang yang dia
andalkan tidak ada. Dia marah pada dirinya sendiri karena memiliki harapan yang
menyedihkan. Xiao Liu melompat ke dalam sungai dan berenang ke hulu. Sungai
makin lebar dan arusnya makin deras.
Air sungai yang dingin melewati apa saja, siang dan
malam, tak pernah berhenti. Xiao Liu membiarkan dirinya terhanyut dan merasakan
ketidakberdayaan. Terdengar suara
tertawaan yang datangnya dari arah atas
dan Xiao Liu mendongakkan kepalanya, Xiao Liu melihat Xiang Liu dengan gagah menunggangi elang berbulu putih
keemasan dan melihat kebawah "Mancing malam hari?"
Xiang Liu mengulurkan tangannya dan Xiao Liu
menggapainya dan melompat kepunggung elang. Elang terbang menuju angkasa dan
mencapai awan, Xiao Liu dalam keadaan basah dan menggigil kedinginan. Xiang Liu
menyodorkan sebotol anggur dan dengan cepat ia menyesapnya. Kandungan alkohol
yang keras langsung mengurangi sedikit rasa dingin.
Xiang Liu menoleh ke belakang dan memandang Xiao Liu
yang keberaniannya sedikit bertambah akibat
pengaruh alkohol yang baru saja dia minum "Apa yang kau lihat?
Aku bukannya perempuan?"
"Hanya sedikit dewa yang punya tunggangan
bersayap. Bahkan dewa yang punya kekuatan besar, ketika menunggangi kendaraan
bersayap mereka akan merasa gugup. Tapi kau ... kau sangat nyaman dan terlalu
tenang."
"Lantas kenapa?"
"Aku baru menyadari kalau aku makin penasaran
dengan masa lalumu."
Xiao Liu menelengkan kepalanya dan menenggak lebih banyak anggur.
"Kau kesal kepada siapa?" "Bukan
urusanmu!"
"Apa kau pengen dicambuk?"
Xiao Liu dengan kesal mengatupkan bibirnya rapat-rapat.
Elang terbang menuju danau, bulan menggantung
dilangit hitam dan sinarnya terpantul diatas air sehingga tampak seperti perak
yang berkilauam sangat tenang dan waktu sepertinya berhenti berjalan.
Xiao Liu mengembalikan botol anggur ke Xiang Liu dan berdiri. Dia merentangkan tangannya dan
melawan angin sebelum terjun kedalam danau seperti bintang jatuh. Xiang Liu
bergerak dan elang juga mengikuti.
Xiao Liu seperti seekor kupu kupu indah yang jatuh
kedalam air berwarna perak dan menghilang didalam air. Air beriak ditempat ia
jatuh dan ketika riak air yang paling besar lenyap ketika itulah Xiao Liu
meluncur terbang dari dalam air seperti naga terbang. Lengannya memegang erat
leher elang dan dia bertanya "Kau bisa berenang? Mau lomba?" Xiang
Liu mengejek.
-----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
dikarenakan novel ini perchapternya cukup panjang, ke depannya aku memutuskan untuk membaginya dalam beberapa bagian, jadi update-nya bisa lebih sering. karena selain Lost You Forever aku juga sedang nerjemahin Sansheng.
#novel_terjemahan
#novel_cina
#Tonghua
#suka_baca
---------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
dikarenakan novel ini perchapternya cukup panjang, ke depannya aku memutuskan untuk membaginya dalam beberapa bagian, jadi update-nya bisa lebih sering. karena selain Lost You Forever aku juga sedang nerjemahin Sansheng.
#novel_terjemahan
#novel_cina
#Tonghua
#suka_baca
---------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
No comments:
Post a Comment