Chapter 2
Masa
depan yang tak diketahui
Kota Qing Shui tidak besar namun kota ini termasuk kota yang unik didataran
liar. Dari utara ke selatan berbatasan dengan pegunungan yang luas, terlihat alami. Setelah kerajaan Sheng Nong
dihancurkan, Jenderal besar Sheng Nong, Gong Gong menolak untuk menyerah. Dia menguasai 100.000
prajurit yang berlokasi di sebelah Timur kota Qing Shui dan dari sana dia terus memerangi Kaisar Kuning (Yellow Emperor).
Kalau wilayah
Timur dikuasai oleh jendral Gong Gong, maka sebelah Barat kota Qing Shui terdapat kerajaan Xuan
Yuan dan disebelah Selatan berbatasan dengan
kerajaan Gao Xing. Kota Qing Shui tidak berada dalam wilayah kekuasaan Kaisar
besar (Grand
Emperor) dari Gao Xing maupun dalam kekuasaan Kaisar Kuning dari Xuan
Yuan. Bertahap kota Qing Shui berubah menjadi
wilayah tempat bersatunya tiga pengaruh namun tak satu pun kekuatan dari tiga
wilayah itu mendominasi.
(Ke depannya aku akan tetap
memakai sebutan sesuai dari terjemahan Ingrisnya aja ya, Grand Emperor dan
Yellow Emperor)
Di kota Qing Shui, tidak ada kekuasaan kekaisaran,
tidak ada keluarga berpengaruh, tidak ada yang kaya tidak ada yang miskin, dan
yang jelas tidak ada batasan antara kaum dewa dan iblis.
Bila seseorang mempunyai kemampuan, tak peduli dia
dewa atau iblis, sebelumnya apakah dia pejabat atau bandit, maka orang itu bisa tinggal
dan tak seorang pun yang perduli tentang masa lalunya. Bertahap berbagai
kalangan orang berkumpul di Qing Shui.
Berkaitan dengan terjadinya perang selama beberapa
ratus tahun belakangan, darah, mayat, dan kelahiran menghasilkan banyak tukang
besi dan tabib.
Seni membuat senjata
dan pengobatan di kota Qing shui menjadi cukup
terkenal.
Bila adaahli senjata dan tabib,
maka orang orang akan datang untuk membeli senjata dan juga mencari bantuan
kesehatan. Ketika ada para pria, maka akan lahir tempat pelacuran. Ketika ada kaum wanita, maka akan ada tukang jahit. Dan bila ada pria dan wanita, maka selanjutnya
adalah restauran dan kedai teh ...
Tak pasti apakah ayam atau telur yang ada lebih
dulu, akan tetapi kota Qing Shui penuh sesak penduduk dan tidak tampak seperti
kota yang berada di garis depan pertempuran.
Klinik Hui Chun terletak
disebuah lokasi diujung Barat kota. Dikarenakan kompetisi yang sengit dan pada
dasarnya memang cukup sulit menjalankan bisnis klinik kesehatan, Ma Zi dan Chuan
Zi menceritakan kepada Shi Qi
bahwa dulunya
ada orang orang yang datang dan mencoba menutup klinik Hui Chun. Namun Lao Mu
bekas prajurit Xuan Yuan, meskipun cuma dewa dari status rendah dia masih
memiliki kekuatan spiritual yang cukup memadai
dan bisa melawan beberapa orang. Keahlian pengobatan Xiao Liu hanya rata rata
jadi klinik lainnya tidak ambil pusing. Sehingga bisnis Hui Chun bisa dibilang
lumayan, cukup untuk memberi mereka berlima pakaian dan makanan.
Dua tahun telah berlalu, meski Shi Qi masih terlihat kurus dan lemah, namun tenaganya
lebih kuat
dari yang mereka bayangkan.
Mengangkat ember air, memotong kayu, merebus obat, menggiling tanaman herba,
dia bisa melakukan semuanya. Dan daya ingatnya sangat bagus.
Ma Zi dan Chuan Zi sudah mengikuti Xiao Liu selama lebih dari sepuluh tahun dan masih saja tidak
bisa mengingat nama beberapa tanaman. Shi Qi berbeda, jenis herba apapun
asalkan dia mendengar sekali dari Xiao Liu maka ia akan mengingatnya.
Secara bertahap Xiao Liu mulai membawa Shi Qi kemana
pun, dia kuat, punya ingatan yang bagus, sangat patuh, melakukan segala yang
diperintahkan, Shi Qi jelas orang yang tepat untuk diminta melakukan hal hal
buruk seperti pembunuhan dan kekerasan.
Suatu malam selepas makan malam, mereka berlima
duduk bersama. Atas desakan Ma Zi dan Chuan Zi, Xiao Liu menghitung semua uang
yang mereka punya dan mengeluh "Lebih banyak pria dibandingkan wanita
dikota ini. Untuk mengajak tidur seorang perempuan dalam waktu yang singkat
sama artinya menghabiskan uang di tempat pelacuran. Akan tetapi menikahi
seorang perempuan untuk bisa diajak tidur setiap malam akan lebih sulit. Dalam
jangka pendek, tidur dengan pelacur memang cukup bagus. Tapi untuk jangka
panjang, menikahi seorang perempuan agar bisa diajak tidur setiap malam adalah
jawaban yang paling masuk akal."
Ma Zi dan Chuan Zi memandang Xiao Liu dengan tampang
terpelongo. Wajah Lao Mu
berkerut seperti bunga chrysanthemum sementara Shi Qi
menundukkan wajahnya namun ujung bibirnya tertarik ke atas. Xiao liu bertanya
kepada mereka (Ma Zi dan Chuan Zi) "Apakah kalian ingin mengajak tidur
perempuan sebentar saja atau menunda sementara sampai beberapa tahun lagi hingga
uang kalian cukup untuk bisa tidur dengan mereka setiap malam?"
Ma Zi dengan tegas menyahut " Abang Liu,
menikahi seorang istri bukan hanya untuk bisa di ajak tidur setiap malam."
"Kau menghabiskan banyak uang untuk menikahi
seorang perempuan dan kau tidak ingin tidur dengannya?" sahut Xiao Liu
yang ingin sekali rasanya membalikkan meja.
"Tentu saja tidak, maksudku dia tidak HANYA
untuk diajak tidur. Tapi juga untuk diajak makan bersama, diajak bicara, juga
saling menemani satu sama lain."
Xiao Liu mendengus "Aku makan dan bicara
denganmu dan menemanimu. Kalau begitu mengapa kau masih inginkan seorang
istri?"
"Karena istriku bisa kuajak tidur sedangkan kau
tidak."
"Kalau begitu benar kau ingin menikah dan punya
istri hanya untuk tidur dengannya."
Ma Zi duduk dengan resah "Baiklah, sebut saja
menikah untuk bisa diajak tidur." Dia menarik tangan Chuan Zi "Jangan
dengar kata kata Abang Liu, bersabarlah dan menabung. Istri istri kita lebih
baik daripada pelacur. Istri kita bukan hanya untuk diajak tidur." Lao Mu
tertawa dan membelai Ma Zi "Jangan khawatir, Abang liu dan aku akan
membantu kalian mengumpulkan cukup uang."
Ma Zi dan Chuan Zi pergi tidur dan Shi Qi juga
diminta masuk kekamarnya.
Lao Mu berkata kepada Xiao Liu "Chuan Zi bisa
menunggu namun pernikahan Ma Zi tidak bisa ditunda lebih lama lagi. Ma Zi
menyukai anak perempuan Gao kalau kita tidak bisa segera melamar maka calon
pengantin Ma Zi akan diambil orang. Aku berencana untuk masuk ke pegunungan untuk mencari bahan obat-obatan yang lebih bagus, dan bila beruntung bisa
menemukan tanaman gaib ....”
Xiao Liu berkata "Pegunungan adalah wilayah
kekuasaan prajurit bertahan Sheng Nong. Kau bekas prajurit Xuan Yuan, pergi
kesana sama saja cari mati. Lagipula kau tidak mengenali tanaman tanaman itu.
Aku saja yang pergi."
Lao Mu menjawab "Prajurit Gong gong terkenal
adil dan punya prinsip, mereka tidak akan melukai orang yang tidak berdosa
bahkan manusia biasa tidak takut bertemu dengan prajurit prajurit Sheng Nong.
Akan tetapi letnan besar Xiang Liu terkenal sangat sulit. Rumor mengatakan
bahwa ia adalah iblis
berkepala - sembilan. Ia punya sembilan nyawa dan nama aliasnya adalah si sembilan
nyawa. Dia sangat licik dan sadis.
Xiao Liu tertawa "Aku bukannya pergi untuk
beradu kepintaran, aku pergi untuk mencari tanaman gaib. Dia mungkin licik
namun dia tetap harus mematuhi peraturan. Lagipula aku tak akan pernah bertemu seseorang sehebat dan
seperkasa Jenderal Xiang Liu."
Lao Mu juga berpikir demikian. Dia sudah berperang
dalam berbagai perterpuran, lupakan si Sembilan nyawa Xiang Liu, dia bahkan
tidak pernah berhadapan dengan prajurit yang pangkatnya diatas dia sekalipun.
Lao Mu merasa yakin namun mengingatkan Xiao Liu
untuk tetap waspada dan tidak pergi ke tempat yang tidak perlu dan bila tidak
ada tanaman gaib maka segera kembali dan mereka akan memikirkan cara lain.
Xiao liu khawatir Ma Zi dan Chuan Zi akan
menghalanginya pergi sehingga Xiao Liu berencana berangkat sebelum matahari
terbit. Menyenandungkan lagu dengan suara pelan sambil mengunyah ceker ayam,
Xiao Liu berjalan namun kemudian dia merasa
ada yang janggal.
Dia membalikkan badan dan melihat
Shi Qi ada dibelakangnya. Xiao liu mengibaskan tangannya "Mengapa kau
mengikuti aku? Aku hendak pergi ke gunung untuk mencari tanaman obat. Kau
pergilah pulang."
Xiao liu terus berjalan namun Shi Qi tetap
mengikuti. Xiao lou berkacak pinggang dan meninggikan suaranya " Hey! Aku
bilang pergi pulang. Apa tidak dengar?"
Shi Qi tetap diam dan berdiri, pandangan menatap
kebawah dan dalam diamnya tetap keukeuh pada pendiriannya. Mungkin dikarenakan
takdir mereka yang diawali dengan rasa iba sehingga Xiao Liu cepat melembut.
Dia bertanya "apakah kau bekas prajurit Sheng Nong?" Shi Qi
menggelengkan kepalanya. "Apakah kau bekas prajurit Xuan Yuan?" Shi
Qi menggelengkan kepalanya. "Apakah kau mata-mata Gao Xing?"
Shi Qi mengelengkan kepalanya. Xiao Liu tersenyum "Kalau begitu kau boleh ikut. Ikuti aku."
Shi Qi mengambil alih keranjang dan tas berisi makanan
ringan dari punggung Xiao Liu. Xiao liu selesai mengunyah ceker ayamnya dan Shi
Qi mendekatkan tas berisi makanan ringan kepadanya dan Xiao Liu mengambil leher
bebek. Xiao liu memakan leher bebek dan kelihatannya akan sekali lagi hendak mengusap tangannya yang kotor ke jubahnya ketika sepotong serbet bersih disodorkan kepadanya. Xiao Liu tergelak dan
membersihkan tangannya. Shi Qi memberikan botol minum dan Xiao Liu menyesap anggur buah plum dan bersendawa. Xiao
Liu merasa hari-hari belakangan ini
sungguh sangat manis! Mereka berdua berjalan sepanjang hari dan sudah petang
ketika mereka memasuki pegunungan.
Xiao Liu menemukan tempat didekat sumber air dan
menaburkan bubuk herba disekeliling mereka. "Ada banyak hewan buas di
gunung. Jangan melangkah keluar lingkaran pada malam hari. Aku akan pergi
mengambil air dan kau pergilah mencari kayu bakar. Segera kembali sebelum
gelap."
Xiao Liu kembali dengan
membawa air dan sedikit sayuran liar. Shi Qi belum kembali dan sesaat sebelum
Xiao Liu memutuskan untuk mencarinya tampak Shi Qi kembali dengan kayu bakar
dipunggungnya dan seekor ayam liar ditangannya. Xiao Liu senang sekali
"Kau nyalakan
api, aku akan masak sesuatu yang lezat untukmu."
Xiao Liu membersihkan ayam dan memasukkan sedikit
jamur kedalam perutnya, menggarami bagian luar, membasahinya dengan anggur
plum, membungkusnya dengan daun yang lebar, dan menimbunnya didalam tanah liat
berwarna kuning tepat disebelah api unggun. Kemudian dia membuat wajan
sederhana diatas api dan merebus sayuran dengan tulang ayam.
Shi Qi dalam diam memerhatikan Xiao Liu bekerja. Xiao Liu mengaduk rebusan dan
sambil tertawa dia berkata "Aku tinggal digunung bertahun tahun. Apa yang
bisa dimakan dan tidak bisa dimakan, aku sudah makan semuanya. Bersamaku, kau pasti bisa makan enak."
Ketika semuanya sudah siap, Xiao Liu menggali ayam
dalam tanah liat dan memecahkannya. Aroma sedap menguar di udara. Xiao Liu
membagi ayam dalam tiga bagian, satu bagian masuk ke dalam ransel makanan, dia
memberikan Shi Qi bagian yanh paling besar "Habiskan, kau terlalu kurus."
Xiao Liu makan bagiannya sambil memerhatikan Shi Qi. Pria itu masih sama,
setiap gerakannya elegan dan berwibawa, seolah olah sedang duduk makan
diperjamuan mewah dan makan makanan yang luar biasa lezat. Xiao Liu mendesah
"Shi Qi, kau akan pergi cepat atau lambat."
Sho Qi melirik padanya " Aku. Tidak.
Akan."
Xiao Liu tersenyum, menghabiskan jamur dan pergi ke sumber mata air untuk bebersih.
Xiao Liu bangun dipagi hari dan melihat Shi Qi sudah
menyalakan api serta merebus air panas. Xiao Liu mengeluarkan sisa ayam kemarin
malam, memotongnya dalam bentuk dadu lalu memasukkannya kedalam air panas untuk
membuat sup. Setelah mereka selesai makan dan memadamkan api, mereka
melanjutkan perjalanan naik ke gunung.
Xiao Liu membawa Shi Qi dan hanya mengambil tanaman
herba yang paling berharga disepanjang jalan. Setelah tiga hari berjalan,
mereka memasuki bagian paling dalam pegunungan. Xiao Liu berjongkok dan
memandang ke arah sekelompok binatang. Alisnya bertaut seperti sedang
memikirkan sesuatu. Shi Qi dengan semua barang bawaan mereka dalam diam
memerhatikan.
Xiao Liu berdiri dan berkata "Kau tunggu disini saja,
aku mau pergi untuk mencari sesuatu, sendirian." Shi Qi tak mengangguk, dia mengikuti kemanapun Xiao Liu pergi.
Xiao Liu membelalakkan matanya
"Kau bilang kau akan mendengarkanku. Kalau kau tidak mendengarkan maka aku
tidak menginginkanmu lagi." Shi Qi dalam diam memandang Xiao Liu, semburat cahaya matahari yang menembus melalui
celah celah pohon menyinari bekas luka sepanjang garis rambut dan membuat kepedihan dimatanya terlihat.
Hati Xiao Liu segera lunak dan bergerak mendekati
Shi Qi dan seakan hendak memegang tangannya namun segera ingat bahwa Shi Qi
tidak suka disentuh
jadi ia memutuskan hanya memegang ujung jubahnya "Shi Qi yang terbaik dan
paling patuh juga yang paling bisa diandalkan, aku tak akan meninggalkanmu. Aku
tidak membawamu karena ini akan
berbahaya. Hewan yang mau aku tangkap ini sangat
pintar dan jika mereka mencium aroma yang tidak biasa mereka akan segera kabur
ribuan mil dari sini dalam sekejap mata.
Satu satunya cara agar bisa mendekatinya adalah dengan mengoleskan kotorannya
ke tubuh kita namun tidak ada cukup kotoran disini jadi cuma aku yang bisa
pergi. Kalau aku tidak bisa menangkapnya maka aku akan segera kembali, jadi tunggulah disini."
Xiao Liu menelengkan kepalanya sambil tersenyum dan
akhirnya Shi Qi mengangguk.
Xiao Liu mengambil kotoran dan mengoleskannya
dilengannya "Tidakkah ini menjijikkan? Kau mungkin belum pernah melihatnya. Sebenarnya tak seburuk yang kau lihat. Banyak obat dibuat dari kotoran binatang kalau kau tau. "
Xiao Liu berbalik dan menatap Shi Qi yang selalu
ada dibelakangnya. Shi Qi memperbaiki lengan baju Xiao Liu dan
berkata "Berhati hatilah."
Xiao Liu tertawa "Aku pernah hidup sendirian digunung selama
bertahun tahun. Saat lapar, aku bahkan pernah mencuri telur dari Iblis ular berusia ribuan tahun. Bahkan
mahkluk yang paling buas tidak kuanggap
berbahaya. Sejujurnya, tidak ada mahkluk buas atau binatang yang lebih
menakutkan daripada manusia ..." Xiao Liu merapikan sabuknya dan melambai
"Aku jalan."
"Aku. Akan menunggumu." Shi Qi berdiri
dibawah pohon.
Xiao Liu termenung, baginya tidak
mungkin ada seseorang yang mau menunggu sepanjang hidupnya. Xiao Liu tersenyum dan dengan
sebuah lompatan dia menghilang dibalik pepohonan.
Xiao Liu ingin menangkap seekor Jiu Jiu, binatang
kecil mirip kucing. Binatang ini memiliki ekor putih yang panjang dan
berkhasiat untuk mengusir penderitaan. Sangat populer dikalangan kaum bangsawan
dan bisa dijual mahal.
Binatang ini tidak punya kekuatan melawan namun sangat pintar dan sangat mudah
takut sehingga mudah sekali kabur. Sangat sulit menangkapnya. Namun Xiao Liu
punya cara. Jiu Jiu suka mendengar nyanyian perempuan muda (haaaaaaa
.... kalau kalian penasaran sama pemeran utama cerita ini maka terjawab sudah,
yap!!! Xiao Liu ini pemeran wanita utama kita, jadi ceritanya dijaman ini orang
orang tertentu bisa berubah wujud, disini Xiao Liu merubah wujudnya jadi pria,
alasannya apa nanti disepanjang cerita akan terungkap, sabar yaaaa, tapi
dijamin sepadan koq ^^). Jiu Jiu akan terpesona dengan senandung sedih yang
dinyanyikan dan perlahan akan mendekat ke perempuan muda untuk membantu si
gadis melupakan penderitaannya. Xiao Liu menemukan tempat yang tepat untuk
menjalankan perangkap.
Pertama-tama ia melompat ke dalam sungai untuk
membersihkan dirinya dari kotoran dan merangkak keatas sebuah batu dan duduk.
Batunya hangat karena terkena sinar matahari dan Xiao Liu duduk diatasnya,
merapikan rambutnya dan bernyanyi. Senandungnya terbawa angin. Xiao Liu
menyanyikan lagu tentang seseorang yang sedang merindukan kekasihnya dan tidak
pernah bisa melupakannya.
Note:
(Well, ternyata alasan Xiao Liu bilang soal kotoran ke Shi Qi hanya agar Shi Qi tidak ikut, karena kalau Shi Qi ikut maka akan ketauan deh kalau Xiao Liu itu ternyata perempuan ^^).
(Well, ternyata alasan Xiao Liu bilang soal kotoran ke Shi Qi hanya agar Shi Qi tidak ikut, karena kalau Shi Qi ikut maka akan ketauan deh kalau Xiao Liu itu ternyata perempuan ^^).
Suaranya merdu dan lagunya penuh kesedihan sehingga
Jiu Jiu tertarik. Awalnya binatang itu takut dan bersembunyi dalam kegelapan.
Ketika merasakan tidak ada bahaya, binatang ini tidak mampu mengatasi insting
alaminya untuk membantu menghilangkan penderitaan seseorang sehingga binatang
ini keluar dan mulai bersuara.
Xiao Liu membetulkan rambutnya dan melihatnya.
Binatang ini punya mata yang besar dan sangat imut. Binatang ini mencicit dan
akan menggoyangkan ekornya yang panjang, melompat rendah atau menendangkan
kakinya atau menepuk dadanya. Binatang ini melakukan semua gerakan lucu
bertujuan untuk membuat Xiao Liu tertawa.
Xiao Liu mendesah kuat dan menyelesaikan
nyanyiannya. "Kau binatang yang konyol, pergilah, aku tak akan menangkapmu
untuk mendapatkan uang." (Oooooooww
Xiao Liu, ternyata hatimu selembut tahu )
Jiu jiu memandang Xiao Liu dengan keheranan ketika
tiba tiba suara keras menderu datang dari
atas kepalanya dan seekor elang
berwarna putih keemasan mencoba mencengkeram Jiu Jiu itu. Jiu jiu itu tidak
bisa lari kemana mana, melihat tidak ada pilihan
lain lagi maka hewan itu melompat
kedalam dekapan Xiao Liu.
Si elang
putih berbulu keemasan
bertengger, matanya menatap
Xiao Liu, seolah berkata "Aku mau makan 'benda' itu! Kalau kau tidak ingin
mati maka pergilah!" Dalam hati Xiao
Liu berpikir bahwa elang ini belum cukup sakti untuk merubah wujud menjadi
manusia, namun elang ini pasti bisa memahami perkataan manusia.
Xiao Liu
mendesah dan membungkukkan tubuhnya penuh
hormat "Tuan elang, aku tidak bermaksud tak sopan, kau pasti tau sangat
sulit untuk menangkap Jiu Jiu dan bila aku tak berhasil memancingnya keluar
tadi, kau juga tidak akan bisa menangkap dan memakannya."
Elang itu mengepakkan sayapnya yang lebar dan bersamaan dengan gerakannya sebuah
batu besar pecah berkeping keping. Amarahnya sangat menyeramkan. Xiao Liu berpikir lebih baik untuk tidak bertindak mundur
sebab dengan begitu malah akan membangkitkan insting alami binatang untuk
menyerang. Walaupun elang ini bisa berpikir namun insting alaminya pasti masih ada.
Cakar Jiu Jiu dalam dekapannya mencengkeram Xiao Liu dan binatang ini berusaha
sebisa mungkin menggelung tubuhnya sekecil-kecilnya. Xiao Liu mendekapnya dengan sebelah tangan
dan dengan tangan satunya menaburkan sejumput bubuk. Matanya menatap mata elang
dan berkata setulus mungkin dan dengan gerakan yang hati-hati berkata "Tuan elang sangat gagah dan kuat. Kekuatan
sayapmu sungguh mengesankan. Satu kali lihat saja sudah tau bahwa engkau adalah raja diantara para elang,
penguasa angkasa. Aku sangat terkesan ..... tapi aku minta maaf karena engkau
tidak bisa makan (Jiu Jiu) hari ini."
Dalam pikirannya mungkin si elang
ingin sekali menghajar bajingan didepannya ini namun tiba tiba dia merasa pusing, sama rasanya
seperti mencuri anggur namun akhirnya tidak mencuri ... Setelah bergoyang kekanan dan ke kiri elang itu pingsan.
Xiao Liu baru saja mau kabur ketika sebuah suara
datang dari atas "Furball, aku
sudah bilang berkali kali, manusia adalah mahkluk yang paling jahat. Kali ini
kau sudah paham kan?"
Seorang pria berambut putih dan berjubah putih
dengan elegannya duduk di cabang sebuah pohon dan tersenyum senang memandang ke
arah si elang yang tak sadarkan diri. Xiao Liu mendesah lemah, bahaya yang sebenarnya
telah tiba pikirnya.
Dia melemparkan Jiu Jiu ke arah pepohonan dan berharap dengan kesigapannya mahkluk
itu bisa menyelamatkan diri. Siapa yang tahu Jiu Jiu itu tiba tiba tersungkur dan berdiri diam membeku dihadapan pria itu.
Binatang itu bahkan tidak punya keberanian untuk kabur! Kalau binatang itu tak
mau kabur, maka Xiao Liu yang kabur!
Xiao Liu menebarkan bubuk ke arah pria itu dan
mencoba kabur ketika pria itu menghadang
jalannya.
Xiao Liu menebarkan lebih banyak bubuk namun pria
itu hanya mengerutkan alisnya dan berkata "Kalau kau terus saja menebarkan
bubuk tak berguna itu dan mengotori pakaianku, aku akan memotong
tanganmu."
Xiao Liu segera berhenti, lawannya sungguh perkasa,
racun dan bubuk tidur tak mempan baginya. Dia juga tak bisa melawan, cara yang tersisa cuma satu - berlutut
dan memohon.
Xiao Liu pasrah berlutut dan dengan air mata palsu
bercucuran dan hidung basah dia memohon "Tuanku, aku cuma tabib kecil dari
kota Qing Shui datang ke hutan hanya ingin mencari tumbuhan herba untuk
mengumpulkan sedikit uang. Dua saudaraku membutuh uang untuk mencari istri
..." Pria itu menyentuh elangnya dan berkata "Penawar."
Xiao Liu merangkak mendekat dan memberikan penawar
kepadanya. Pria itu memberikannya kepada si elang dan akhirnya ia memandang
Xiao Liu. "Elang tungganganku telah memakan ribuan ular beracun, bahkan
racun yang dibuat oleh dokter di kerajaan Xuan Yuan tidak efektif meracuninya.
Sungguh menarik mengetahui seorang tabib kecil dari Qing shui begini
berbakat."
Xiao Liu merasakan hawa dingin merambat ditengkuknya
dan menyumpah dalam hati "Hal itu cuma keberuntungan semata. Aku tidak
berbohong, aku tabib rendahan yang mengobati masalah kesuburan. Dari klinik Hui
Chun di kota Qing Shui. Jika tuanku punya istri yang
tidak bisa hamil ... "
Seorang prajurit bertubuh kecil datang berlari dan
memberi hormat "Tuanku." Pria itu menendang
Xiao Liu dan memerintahkan "Ikat dia!" "Ya tuan!" Xiao Liu
diikat dan dia menarik nafas lega. Ini area kekuasaan pasukan Sheng Nong.
Meskipun kaisar kuning menyebut mereka sekelompok pecundang pengkhianat, dalam
beberapa ratus tahun belakangan mereka tidak pernah mengganggu orang dan selalu
menjaga kekuatannya.
Xiao Liu mengatakan yang sebenarnya jadi bila mereka
menemukan kebenarannya maka ia akan dilepaskan. Akan tetapi dia tau pria ini
sangat berbahaya .... dia mengintip pria berpakaian putih itu yang sedang serius memeriksa elangnya.
Obat penawarnya bekerja dan si elang akan segera
sadar. Akan tetapi Jiu Jiu konyol itu masih membeku diatas tanah. Xiao Liu
tertawa dan berkata "Tuanku, tolong biarkanlah Jiu Jiu itu pergi."
Pria itu bersikap seolah
tak mendengar apa-apa dan terus
membelai punggung elangnya. Elang itu bangkit dan mengibaskan bulunya sebelum
terbang dan mencabik Jiu Jiu tersebut.
Jeritannya hilang bahkan sebelum mendarat. Xiao Liu
menunduk dan melihat jejak darah pada sejumput bulu berwarna putih yang mendarat
dikakinya. Pria itu menunggu sampai si elang
selesai makan sebelum semuanya kembali ke kamp.
Xiao Liu menjaga matanya tetap tertutup menolak
untuk tahu rute yang mereka ambil. Berdasarkan suara suara disekitar, tempat
ini bukanlah kamp yang besar dan nampaknya cuma digunakan sementara saja. Xiao
Liu dihempaskan ke atas tanah dan suara dingin pria itu masuk ke telinganya
"Sepasang telinga yang cakap lebih baik daripada sepasang mata."
Pria itu mengabaikan Xiao Liu sembari ia mengganti
pakaiannya dan duduk dikursi untuk membaca dokumen. Barulah Xiao Liu akhirnya bisa melihat wajah pria itu dengan
jelas. Rambut berwarna putih seperti salju yang tidak digelung berbentuk
sanggul melainkan diikat seutas tali yang mirip warna gading dan dibiarkan
jatuh dengan rapi dibelakang kepalanya. Wajahnya sungguh rupawan sampai-sampai seperti tidak nyata. Seluruh tubuhnya sangat bersih sampai-sampai membuat merinding.
Saat ini dia sedang memegang selembar dokumen dengan satu tangan selagi matanya
melihat mengejek. Dia merasakan pandangan Xiao Liu dan Xiao Liu bergidik dan
segera menutup matanya. Pandangan seperti itu pernah dia alami ketika masih
kecil, pandangan itu sama seperti pandangan iblis raksasa yang pernah
menangkapnya, pandangan seperti itu hanya dimiliki oleh orang yang telah
menginjak mayat dalam jumlah yang tak terhitung.
Xiao Liu menebak siapa
pria itu, dialah si legenda
iblis sembilan nyawa yang wajah rupawannya tiada bandingan - satu
satunya dengan sembilan nyawa, Xiang
Liu.
Tangan dan kaki Xiao Liu terikat dan ia tidak bisa
bergerak sehingga setelah beberapa lama tubuhnya menjadi kaku. Pada malam hari
prajurit membawakan makanan dan Xiang Liu dengan santai makan. Xiao Liu lapar
dan haus, melihat Xiang Liu nampaknya tidak akan memberinya makanan maka
Xiao Liu mencoba memikirkan sesuatu.
Dia berpikir Shi Qi pasti mencoba mencarinya namun
tidak mungkin ia bisa menemukan tempat ini. Dia mungkin sudah kembali ke kota.
Xiang Liu menyelesaikan makannya dan dengan santai berbaring diatas dipan
sambil membaca buku.
Seorang prajurit datang membawakan dokumen dan
segera pergi. Xiang Liu membacanya lalu memandang Xiao Liu, tampak berpikir. Xiao Liu menebak itu pasti laporan
soal dirinya dan mencoba tersenyum setulus mungkin.
"Tuanku, semua yang hamba katakan jujur apa
adanya. Aku punya keluarga yang menantiku dirumah."
Xiang Liu dengan dingin berkata "Aku hanya
percaya instingku. Siapa kau?" Xiao Liu memutar bola matanya "Saya
Wen Xiao Liu, seorang tabib dari klinik Hui Chun."
Xiang Liu mengetukkan jarinya. Xiao Liu gemetar,
insting primitif mahkluk hidup ketika takut mati. Xiao Liu paham kalau Xiang
Liu tidak memiliki kesabaran untuk mencati tau mengapa ia begitu mencurigakan
dan pasti akan menggunakan cara paling efisien dan efektif untuk mencari
jawaban, seperti yang dilakukannya pada Jiu Jiu sebelumnya.
Ketika aura kematian datang mengitari Xiao Liu
sempoyongan dan mencoba menghindar sambil mengatakan "Tuanku, aku benar
Wen Xiao liu. Mungkin benar aku bukan hanya Wen Xiao Liu, tapi aku tidak
memiliki kemampuan taupun keiginan untuk
merugikan pasukan dibawah kepemimpinan Jendral Gong Gong. Aku
bukan kepunyaan kerajaan Xuan Yuan, atau kerajaan Gao Xing, dan bukan pula kerajaan
Sheng Nong. Aku hanya .... "
Xiao Liu terdiam dan berpikir "Siapakah
aku?"
Dia mengangkat kepalanya dan membiarkan seluruh
ekspresinya dilihat oleh Xiang Liu "Aku hanya seseorang yang terbuang. Aku
tak punya kemampuan melindungi diri, aku tak punya seseorang yang bisa
kuandalkan, aku tak punya tempat untuk pulang, oleh karena itu aku memilih untuk tetap menjadi Wen Xiao Liu dari
kota Qing shui. Jika tuanku mengijinkan, aku hanya ingin menjadi Wen Xiao Liu seumur hidupku."
Xiang Liu memandang Xiao Liu dan Xiao Liu tak berani
bergerak namun butiran keringatnya bercucuran dan ada air mata yang tertahan
dimatanya disebabkan oleh rahasia jatidiri dirinya yang dipaksa terbuka.
Setelah beberapa saat, Xiang Liu berkata "Kalau
kau ingin hidup, bekerjalah untukku."
Xiao Liu diam. Xiang Liu memadamkan lampu "Kau
punya satu malam untuk memikirkannyal" Mata Xiao Liu terbuka dan memandang
lurus ke depan.
Fajar tiba dan Xiang Liu berpakaian dan bertanya
"Apakah sudah kau putuskan?" Dengan malas Xiao Liu menjawab "Masih
kupikirkan. Aku sangat haus, aku mau minum dulu. " Xiang Liu tertawa
dingin dan berkata "Bawa dia keluar."
Dua orang prajurit menyeret Xiao Liu keluar dan Xiang liu memerintahkan "Cambuk dia, dua puluh
kali."
Cambukan ala tentara bisa membuat iblis paling
bengis menyerah karena sakitnya
sedemikian rupa. Dan pria yang akan mencambuk
Xiao Liu memiliki tangan yang sungguh kuat. Dengan seratus dua puluh kali
cambukan yang dilakukannya dia pernah membunuh seorang prajurit berusian ratusan tahun dari kaum iblis.
Tali cambuknya tebal seperti ekor banteng
dan datang menghentak ketika Xiao Liu berteriak "Aku sudah selesai
berpikir, selesai berpikir ... "
Setelah dua puluh kali cambukan, Xiang Liu melihat
Xiao Liu dan bertanya "Apa keputusanmu? Xiao Liu tersenggat "Aku
punya tiga persyaratan."
"Cambuk dia dua puluh kali."
Cambukan berlanjut dan Xiao Liu memohon "Dua
syarat, satu syarat ..."
Dua puluh kali cambukan berlalu dan bagian belakang
Xiao Liu dipenuhi dengan darah dan dia menggeliat kesakitan. Xiang Liu memandang
dingin dan bertanya " Masih ada syarat lain?"
Tubuh Xiao Liu bermandikan keringat dan mulutnya
berdarah sehingga ia tidak bisa mengucapkan kalimat dengan sempurna "Kau .... bisa membunuhku, tapi aku .... hanya
... mengajukan ... satu permintaan." Xiang Liu menyunggingkan senyum diujung bibirnya dan berkata
"Katakan!"
"Aku ... aku tidak akan meninggalkan kota Qing
Shui." Xiao Liu paham bahwa Xiang Liu tertarik dengan kemampuannya membuat
racun dan selama dia tidak meninggalkan kota Qing Shui maka Xiang Liu tidak akan bisa mengirimnya untuk
membunuh jendral dan bangsawan kerajaan Xuan Yuan. Maupun untuk membunuh kaum
bangsawan dan anggota kerajaan Gao Xing. Xiang Liu sepertinya memahami cara
pikir Xiao Liu dan hanya memandanginya tanpa ekspresi.
Xiao Liu bertindak seperti pengecut sebelumnya namun
kali ini dia tidak mau mengalah dan balas menatap Xiang Liu. Maksudnya jelas,
kalau ia tak setuju maka silahkan bunuh. Setelah beberapa saat, Xiang Liu
berkata "Baiklah!"
Xiao Liu menarik nafas lega dan pingsan.
Prajurit menyeret Xiao Liu ke sebuah ruangan dan
seorang dokter melepaskan bajunya dan mengoleskan obat dipunggungnya. Xiang Liu
berdiri dipintu masuk tenda, mengawasi dengan dingin. Xiao Liu berbaring di
atas papan kayu dan dengan patuh membiarkan dokter merawatnya. Ketika obat
sudah diberikan dan orang orang pergi, Xiang Liu berkata padanya "Buatkan
ramuan apapun yang aku minta. Diluar itu kau boleh melanjutkan keahlian
pengobatanmu di Qing shui. Namun saat aku memanggilmu kau harus segera mematuhi."
"Baiklah, tapi bukan berarti aku bisa membuat
apa saja yang tuanku minta."
"Kalau kau tidak bisa, maka kau harus membayarnya dengan tubuhmu."
"Huh?" Xiao Liu tidak pernah berpikir
kalau Xiang Liu menyukai sesama jenis dan dengan hati hati berkata "Tuanku
tampan tiada bandingan.
Bukannya aku tidak ingin melayanimu namun ... "
Xiang Liu mencibir dan meletakkan kakinya di atas
luka Xiao Liu sampai lukanya kembali
mengeluarkan darah "Satu kali kau tidak bisa membuatnya, maka gunakan satu
bagian tubuhmu untuk membayarnya. Kali pertama, telingamu. Kali kedua,
hidungmu. Tanpa hidung, tentunya ..."
Xiang Liu meningkatkan tekanan "Jangan cemas,
aku tidak akan memotong tanganmu, kau memerlukannya untuk membuat ramuan."
Xiao Liu sangat kesakitan dan merintih "aku .... aku mengerti."
Xiang Liu mengangkat kakinya dan membersihkan darah disepatunya kebaju yang dikenakan oleh Xiao
Liu "Kau licin seperti belut, sekejap lengah maka yang tertinggal cuma
lumpur. Tapi tentang sifatku, kau boleh tanya ke sekeliling."
Xiao Liu membantah "Aku tidak perlu bertanya
untuk memahaminya."
Suara seorang prajurit terdengar "Tuan,
seseorang menerobos barak."
Xiang Liu keluar dan suara berisik berhenti. Xiao
Liu mendengar seorang prajurit bertanya "Siapa kau dan mengapa menerobos masuk ke wilayah Sheng
Nong?" Sebuah suara serak menyahut "Ye Shi qi. Xiao Liu."
Itu Shi qi! Dia datang! Xiao Liu merangkak keluar
dan berteriak "Tuanku Xiang Liu, tolong jangan lukai dia. Dia pelayanku
dan dia datang mencariku."
Shi Qi berlari menuju Xiao liu dan energi
spiritualnya tak diduga ternyata cukup hebat karena dia menerjang semua
prajurit yang coba menghalanginya. Namun ini pasukan terlatih, bila ia merubuhkan dua maka empat
lagi akan muncul jadi Xiao Liu berteriak "Shi Qi, berhenti! Ini
perintah."
Shi Qi berhenti dan prajurit mengepungnya sambil
membelalak namun Shi Qi tidak melihat Xiao
Liu dia hanya menatap Xiang Liu "Aku. Akan. Membawa.
Xiao Liu."
Xiao Liu mencoba menarik perhatian sebisa mungkin
dan berteriak " Tuanku! Aku sudah jadi milikmu!" Kata kata itu ....
menyebabkan semua prajurit tertegun.
Xiang Liu menautkan alisnya namun menurunkan
tangannya dan semua prajurit bubar. Shi Qi bergegas ke sisi Xiao Liu dan
setengah menopangnya untuk berdiri. Tangannya dengan lembut memegang
punggungnya. Mungkin disebabkan oleh perasaan nyaman sakit yang dirasakan Xiao
Liu sedikit berkurang. Shi Qi berlutut dan berkata "Mari kita
pulang."
Xiao Liu naik ke punggung Shi Qi dan tersenyum jahil
ke arah Xiang Liu "Tuanku, aku pulang sekarang."
Xiang Liu terus menatap Shi Qi dan Xiao Liu menjadi
gugup dan serta merta memegangi wajah Shi Qi seperti kanak kanak dan berkata
"Jangan punya pikiran aneh aneh tentang dia (Shi qi). Dia milikku. * yippppppiiiiiiiieeeeee , Xiao Liu cemburu
hahahahah
Xiang Liu terlonjak dan seolah akan tersenyum namun
tidak jadi. Dia berdeham beberapa kali "Setelah memeriksa dan yakin bahwa
kau adalah penduduk kota Qing Shui dan bukan ancaman bagi pasukan Sheng Nong,
kau bebas untuk pergi."
Xiao Liu meneruskan gurauannya dan berkata "Terimakasih tuanku, setelah aku
kembali kerumahku aku akan menyebarluaskan tentang kebaikan hati tuanku kepada khalayak."
Para prajurit pergi dan Shi Qi menggendong Xiao Liu
dipunggungnya dan segera pergi. Setelah yakin tidaknada
suara dibelakang mereka baru Xiao Liu bicaran"Shi Qi, aku haus."
Dengan lembut Shi Qi menurunkan Xiao Liu dan
memberika termos air padanya. Xiao Liu minum beberapa teguk dan menghela nafas
panjang "Ayo cepat pergi sebelum Xiabg Liu berubah pikiran."
Shi Qi berlutut dan Xiao Liu ingat kalau Shi Qi
tidak suka sentuhan
Shi Qi berlutut dan Xiao Liu ingat kalau Shi Qi
tidak suka sentuhan namun saat ini tidak ada pilihan lain jadi Xiao Liu dengan
hati hati naik kepunggung Shi Qi "Aku minta maaf, aku tahu kau tidak suka
menggendong seseorang. Kau bisa anggap aku batu dan batu tidak mengeluarkan
bunyi ... atau kau bisa membayangkan aku seekor babi, babi yang bisa bicara.
Oh, tapi kau tidak suka babi? Kalau begitu kau bisa bayangkan aku sebagai ....."
Shi Qi menjawab pelan "Aku akan menganggap itu
kau. Aku tak keberatan menggendong....mu."
Xiao Liu terdiam dan lalu menggumam "Baiklah,
silahkan berpikir bahwa ini memang aku."
Setelah menyadari apa yang dia katakan Xiao Liu tertawa beberapa saat sebelum
berhenti dan berkata "Shi Qi, punggungku sakit, bisakah kau menemaniku ngobrol?"
"Ya."
"Shi Qi, bagaimana kau menemukanku?"
"Jejak. Bisa mengikuti." "Oh, kalau begitu kau mahir mencari
jejak. Apakah kau mempelajarinya dimasa lalu?" Xiao Liu tersadar mungkin
Shi Qi tidak suka membicarakan tentang masa lalu "Maaf, kau tidak harus menjawab."
"Shi Qi, Xiang Liu itu sungguh jahat, kalau kau
bertemu dengannya suatu saat nanti berhati
hatilah. Jangan biarkan dia tahu kau punya kegunaan untuknya. Kalau dia tahu dia akan berpikir macam-macam denganmu." "Ya."
Nnnnnnnnggggg, kali ini sunghuh sia sia! Tidak dapat
uang malah dirinya yang TERJUAL. Bagaimana bisa aku tertangkap oleh iblis Xiang Liu itu? Bagaimana hari esok
jadinya?
Shi Qi memperlambat jalannya dan menoleh kebelakang
dan bibirnya menyentuh dahi Xiao Liu (I
am giddy). Hawa panas dari nafasnya menyapu wajah Xiao Liu dan shi Qi
dengan kaku berkata "Jangan.... takut."
Mungkin bekat siksaan dari Xiang Liu. Atau
karena tameng kokoh dalam hatinya yang dipaksa terbuka masih belum menutup
sepenuhnya. Xiao Liu sungguh sungguh membutuhkan bahu sandaran dan dia menutup
matanya dan merebahkan kepalanya dibahu Shi Qi, meletakkan kepalanya dileher
Shi Qi. Persis seperti kucing bergelung ditubuh
Shi Qi "Aku tidak takut padanya. Aku tak percaya tidak ada racun yang bisa
membuatnya mati. Saat aku bisa membuat racun itu satu hari, maka ...."
Xiao Liu mengepalkan tangannya dan melakukan gerakan
tinju seolah olah hendak menghancurkan sesuatu "Shi Qi, saat kita sampai
rumah, jangan bilang apa-apa. Jangan biarkan
Lao Mu dan mereka (Ma Zi dan Chuan Zi) tau. Lao Mu menghabiskan hidupnya
bertempur melawan tentara Sheng Nong dan dia takut kepada
iblis Xiang Liu itu. Tapi kukira
aku tak perlu mengingatkanmu. Ma Zi dan Chuan Zi sudah berulang kali berupaya
menggali banyak info tentangmu, selama dua tahun mereka sudah memberitahukanmu
berapa banyak keburukan yang
mereka miliki namun mereka tak tahu apa-apa tentangmu..."
Langkah kaki Shi Qi melambat dan Xiao Liu menepuk
dadanya untuk menenangkan perasaannya
" Aku tau, kau adalah Shi Qi. Aku berharap kau tetap akan menjadi Shi Qi
selamanya. Namun aku tau itu tidaklah mungkin. Namun untuk setiap harinya
ketika kau masih disini, maka kau adalah Shi
Qi untuk satu hari lagi, dan kau harus mendengarkanku..." "Mmmm
hmmmmm."
"Kau harus mendengarkanku!"
"Mmmm hmmmm,"
Xiao Liu senang sekali seperti seekor tikus yang
mencuri minyak dan dia merasakan sakitnya berkurang. Bersandar pasrah dipunggung Shi Qi dan Xiao Liu pun tertidur.
Shi Qi membuatkan Xiao Liu kasur rumput yang nyaman dan mengubah gua menjadi rumah tinggal sementara mereka. Mereka hidup
seperti pemburu. Setiap hari, Shi Qi pergi dan bertingkah seperti pemburu. Ketika dia kembali, Xiao Liu mengarahkan
dan Shi Qi menjalankan dan mereka masak makan malam bersama. Shi Qi kelihatan
jelas belum pernah melakukannya karena ceroboh ia banyak melakukan kesalahan.
Xiao Liu akan terbahak senang, namun Shi Qi pria yang pintar dan setelah
beberapa kali mencoba ia dapat menguasai semua yang diajarkan
dan karenanya malah mengurangi
kebahagiaan Xiao Liu untuk menertawakan kecerobohan Shi Qi.
Kehidupan siang dan malam hari digunung sungguh sepi
dan bagi mereka yang tidak bisa bergerak bahkan lebih sepi lagi. Xiao Liu terus
mengajak Shi Qi ngobrol - semua yang ada dibumi mereka bahas. Makanan yang
enak, matahari terbenam yang indah
... Shi Qi dalam diam selalu mendengarkan.
Xiao Liu kadang merasa bersalah "Apa aku
terlalu banyak bicara? Aku hidup sendiri selama dua puluh tahun dan selama masa
itu aku jadi punya kebiaasaan aneh. Aku takut bertemu orang dan berpetualang
sendir sajai.
Pada awalnya aku tidak pernah bicara, namun seiring jalannya waktu suatu ketika
saat aku digunung aku lupa nama salah satu buah. Aku jadi
takut meskipun aku tidak tau apa yang kutakutkan. Sejak saat itu, aku bicara
pada diriku sendiri, dan ada kejadian yang luar
biasa, ketika itu berhasil menangkap
seekor monyet dan aku berbicara
kepadanya sepanjang hari. Monyet itu tak sanggup lagi mendengarkan ocehanku dan
pada akhirnya mencoba bunuh diri dengan cara membenturkan kepalanya ke dinding
gua..."
Xiao Liu terbahak-bahak namun Shi Qi hanya melihatnya dalam diam.
Setiap hari Xiao Liu perlu mengganti perbannya dan
dengan gamblangnya memperlihatkan bagian belakangnya kepada Shi Qi. Xiao Liu
tak bisa melihat tampang Shi Qi, dengan sedikit menggoda ia berkata "Aku
sudah melihat seluruh tubuhmu dari atas sampai ke bawah namun yang bisa kau
lihat dari aku hanya bagian belakangku. Apakah kau merasa ini tak adil?" Shi Qi tak bilang apa-apa dan Xiao Liu terkikik.
Luka luka Xiao Liu sangat parah, pada awalnya Shi Qi berpikir bahwa mereka akan
menghabiskan waktu sebulan atau dua bulan digunung namun pada hari kesepuluh
Xiao Liu sudah bisa menggunakan tongkat. Dua hari kemudian Xiao Liu memutuskan
untuk pulang.
Saat Xiao Liu mengumpulkan tanaman obat tempo hari, dia menunjuk dua tanaman yang sangat langka dan bertanya apakah Shi Qi
mengambilnya? Shi Qi mengangguk "Melihatnya ketika berburu. Kau
menyebutnya sebelum ini." Akhir akhir ini, Shi Qi menghabiskan waktunya dengan
Xiao Liu sehingga kosa katanya bertambah.
Xiao Liu sangat senang dan ingin sekali rasanya memeluk dan mencium Shi Qi
"Itu hebat! Ma Zi dan Chuan Zi bisa
mendapatkan istri sekarang."
Shi Qi merunduk untuk menggendong Xiao Liu namun
Xiao Liu mundur "Tidak usah, aku akan berjalan." Sebelumnya karena ia
memang tak bisa berjalan sehingga tidak ada pilihan lain tapi sekarang dia
sudah bisa berjalan jadi merasa tak enak hati untuk memanfaatkan
kesopanan Shi Qi. Shi Qi berdiri dan mengikuti Xiao Liu.
Mereka kembali ke Qing Shui dan Lao Mu menyambut
mereka dengan hunusan pedang dan meraung "Mengapa kalian pergi lama
sekali? Bukankah sudah aku bilang tempat tempat yang tidak boleh
didatangi?"
Xiao Liu dengan bahagia memperlihatkan tanaman
langka "Tentu saja aku tidak pergi ke tempat terlarang! Shi Qi tidak paham wilayah gunung jadinya kami tersesat selama beberapa hari
namun kami kan kembali dengan selamat sekarang, ya tidak?"
Lao Mu melihat tanaman langka itu dan merasa senang, ia mengambil dan menyimpannya dengan baik. Xiao Liu mengedipkan
matanya ke Shi Qi, sambil bersiul dan masuk ke kamarnya.
Sebulan kemudian, dibawah pengaturan Lao Mu, Ma Zi
dan putri tukang daging Gao bertunangan. Semuanya kembali normal dan setiap
hari berlangsung seperti biasa - sangat tenang sampai sampai membosankan,
sangat membosankan namun damai, sangat damai jadi semuanya menyenangkan.
Diluar itu, sesekali seekor elang kecil akan datang
mencari Xiao Liu, membawa
sesuatu dan pergi membawa sesuatu. Xiao Liu meracik ramuan untuk Xiang Liu namun menahan dirinya. Bila racun
yang dibuatnya sangat mematikan dan sesuai dengan permintaan Xiang Liu, pasti
warna dan baunya dia buat buruk
sekali sehingga tidak mungkin digunakan untuk membunuh orang penting yang
berada dalam penjagaan ketat.
Xiao Liu berpikir dengan berjalannya waktu maka maka
Xiang Liu akan keberatan
namun sepertinya dia tak keberatan soal warna, bau, dan rasanya,
selama racun yang dibuat sesuai permintaan dia menerima semuanya.
Xiao Liu mengerahkan semua pengetahuannya dalam membuat racun dan berkesimpulan bahwa Xiang Liu memperoleh
kekuatannya dengan melatih diri dengan meminum racun. Xiao Liu berpikir bahwa semua racun yang dia buat pasti Xiang Liu yang meminumnya.
Setelah Xiao Liu mengetahuinya, Xiao Liu bernafas
lega, dan melanjutkan meracik racun yang rasanya sangat sangat tidak enak.
Setahun berlalu, Lao Mu menggelar pesta pernikahan
sederhana untuk Ma Zhi dan Chun Tao, putri tukang daging Gao. Ma Zhi adalah
anak korban perang, seorang
yatim piatu yang dulunya adalah pengemis
yang percaya bahwa takdirnya suatu hari akan
ditemukan dalam keadaan mati disisi jalan dan mayatnya akan dimakan anjing liar. Selagi anjing anjing itu makan mereka akan
menggonggong dengan bahagia, seperti itulah takdir bagi kebanyakan anak anak
yatim pada masa masa bergejolak.
Namun Xiao Liu dan Lao Mu mengubah takdir mereka.
Xiao Liu dan Lao Mu bukan manusia biasa. Ketika Ma Zhi berusia tujuh tahun dia
diselamatkan oleh Xiao Liu dan setelah sepuluh tahun berlalu Ma Zi sudah tumbuh
6 kaki dan menjadi kuat dan sekarang Xiao Liu kelihatan lebih muda darinya.
Namun Ma Zhi selalu menganggap Xiao Liu dan Lao Mu adalah orangtuanya. Di depan
semua tamu dia menggandeng tangan Chun Tao dan membungkuk tiga kali dihadapan
mereka. Lao Mu sangat terharu dan mengusap air matanya bahkan Xiao Liu tak
biasanya bersikap sangat
serius dan menasehati Ma Zhi "Sering seringlahlah
tidur dengan Chun Tao dan miliki banyak anak."
Ma Zi sebenarnya masih ingin bicara namun setelah
mendengarkan perkataan Xiao Liu ia memilih diam dan tak berani ngomong apa-apa lagi. Kalau Chun Tao tau dia menikahinya agar ia
bisa tidur dengannya setiap malam dan harganya lebih murah ketimbang
menghabiskan uang dirumah pelacuran maka sudah jelas istrinya akan minggat. Dia
menggenggam erat tangan Chun Tao dan buru-buru kabur.
Xiao Liu terkikik nakal dan Shi Qi tersenyum
kepadanya. Lao Mu sedang sibuk mengantarkan para tamu pulang dan Xiao Liu duduk
disatu sudut halaman sedang asyik mengunyah paha ayam. Tiba tiba Chuan Zi masuk
ke dalam dan bicara tergagap "Seorang ... tamu." Dia menyeret Xiao
Liu keluar dan nampak Xiang Liu, berpakaian serba putih, berdiri di depan pintu
klinik. Tubuhnya yang jangkung tampak bersih seperti bunga lily yang telah
diguyur hujan selama tiga hari berturut turut. Sangat bersih sampai sampai
ingin membuat orang yang melihatnya lari pulang dan segera mandi.
Lao Mu merasa tidak pantas menerima hadiah dari Xiang
Liu dan terus
saja mengusap tangannya kejubahnya, takut jangan-jangan keringatnya akan mengotori Xiang Liu. Xiao
Liu mencemooh dan maju kedepan, melemparkan paha ayam ke tanah dan dengan
menggunakan dua tangannya yang berminyak menerima hadiah dari Xiang Liu dan
dengan beraninya menjabat tangan Xiang Liu. Senyum Xiang Liu tak pernah hilang
dari bibirnya dan hanya melirik ke arah Chuan Zi yang berdiri disamping Xiao
Liu dan Xiao Liu langsung kembali normal. Dia memberikan hadiah Xiang Liu ke
Chuan Zi dan segera membungkuk hormat sambil berkata "Mari masuk ke
dalam."
Xiang Liu duduk dan tak seorang pun berani duduk
sepanjang tiga kaki darinya entah karena takut ataupun hormat. Shi Qi dalam
diam duduk disebelah Xiao Liu dan Xiao Liu menatapnya sesaat sebelum menoleh ke
Xiang Liu dengan senyum terulas "Aku membuat semua racun yang kau minta.
Tidak ada yang salah, benarkan?" Xiang Liu tersenyum "Kau
melakukannya dengan baik karena itu aku datang dengan membawa hadiah."
Xiao Liu terdiam - jadi kau datang untuk
mengingatkanku bahwa kau baru tidak saja punya tiga sandera, namun sekarang
empat.
Dihalaman luar sekelompok tamu muda sedang memainkan
permainan untuk meledek Ma Zi dan Chun Tao dan suara tawa sesekali terdengar.
Anak anak mengunyah permen dan berlari keluar masuk sementara Lao Mu dan tukang
daging Gao minum dan bercengkerama.
Xiang Liu melihat keriuhan kaum manusia dan dengan
nada mengejek berkata
"Ketika mereka semua mati, kau masih akan tetap seperti ini. Apakah
pemandangan ini membuatmu senang?"
Xiao Liu menjawab " Aku takut kesepian. Aku
tidak bisa menemukan kawan yang bisa menemaniku dalam waktu lama maka teman
sementara sudah cukup bagus."
Xiang Liu memandang Xiao Liu yang dengan senang hati menuangkan anggur untuknya
"Selagi kau disini, minumlah anggur pernikahan ini, aku yang
membuatnya."
Xiang Liu minum satu tegukan dan dengan santai
bilang "Selain racun yang ada didalamnya tak ada yang bagus untuk
dibanggakan dari segi rasa." Xiao Liu bertanya dengan penuh perhatian
"Apakah kau diracuni?" Xiang Liu menatap Xiao Liu dan Xiao Liu
terdiam. Xiang Liu bertanya "Apakah kau benar benar ingin meracuniku
sampai mati?"
Xiao Liu menjawab dengan jujur "Aku bukan
prajurit Xuan Yuan dan aku tidak haus darah, aku hanya ingin mencambukmu 80
sampai 100 kali."
"Mimpi saja sana." Xiang Liu meminum
anggurnya lagi dan
mengundurkan diri.
Dengan nada jengkel Xiao Liu bicara kepada Shi Qi
"Suatu hari aku akan menemukan kelemahannya. Kalau aku tak bisa
meracuninya maka aku akan jalan mundur."
Shi Qi menahan tawa dan Xiao Liu tak sanggup lagi
melihatnya masih saja bisa tenang
seolah olah segalanya tak berpengaruh dan menuangkannya segelas anggur
"Minum!" Shi Qi meminum dan menelannya.
Xiao Liu terkejut "Itu beracun."
Tawa dimata Shi Qi tak pernah hilang selagi tubuhnya
merosot jatuh. Xiao Liu dengan
panik memberikannya penawar dan berteriak "Kau bodoh!" Namun dalam hatinya (Xiao Liu) merasakan perasaan yang
tak bisa dijelaskan.
Setelah pernikahan Ma Zi, Si sembilan nyawa Xiang
Liu sesekali datang ke klinik dan duduk dihalaman minum anggur buatan Xiao Liu
dan memakan snack punya Xiao Liu. Ketika pergi ekspresi wajahnya tak berubah
dan degup jantungnya pun tetap sama. Tingkah laku tak lazim Xiang Liu-lah yang
membuat Xiao Liu semakin
kesal.
Ketika Xiao Liu menekuni bidang kesehatan, semuanya
berawal dari niat yang salah. Dia ingin belajar agar bisa membunuh seseorang
dan tak mau belajar untuk menyelamatkan nyawa. Namun sekarang Xiang Liu minum
racunnya bak permen! Xiao Liu berpikir dan terus berpikir dan memutuskan untuk
terus belajar, belajar bagaimana membunuh orang. Dia bersumpah untuk tetap
berjalan dijalan yang salah dengan tujuan untuk meracuni iblis ini cepat atau
lambat!
---------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
What’s done is done, tak ada yang perlu disesali. Yep, today aku “terpaksa”
melakukan sesuatu yang aku sebenarnya ga suka, kalau saja masih ada pilihan aku
pasti tak mau melakukannya. Namun dalam hidup seringkali memang kita terpaksa
melakukan apa yang tidak suka. Hopefully, ini kali pertama dan terakhir, it
feels terrible, tapi ya sudahlah ......
--------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------